Tuesday, September 8, 2015

My 39 beautiful weeks...



Sudah lama ingin menulis tentang rangkuman kehamilan saya, tapi saya belum menyempatkan diri untuk menulis. Sampai akhirnya ketika tadi saya sedang merapikan foto-foto di laptop saya, saya menemukan beberapa foto kehamilan saya, dari foto USG, perut yang mulai membuncit sampai kaki yang membengkak. Rasanya saya ingin bercerita.

MEMILIH DOKTER KANDUNGAN
Karena permintaan suami dan untuk kenyamanan saya, kami memutuskan untuk mencari dokter kandungan wanita. Ternyata memilih dokter kandungan wanita itu susah susah gampang ya. Pengen yang bagus, yang enak diajak ngobrol, USGnya agak lamaan, ngga buru-buru kalo ngejelasin, TAPI PENGEN PEREMPUAN, hihihi.. Jadilah kami gonta ganti dokter kandungan sampai lima kali (karena saya pindah kota juga sih makanya sampe lima kali). Alhamdulillah kami berjodoh dengan dr. Putri Sekar Wiyati, SpOG. Perjalanan mencari dokter kandungan ini mau saya ceritain nanti ya di postingan berikutnya.

TIGA KALI TRIMESTER
Saya mengalami trimester pertama yang lumayan berat. Sering mual, muntah, badan berasa melayang-layang dan sering sendawa. Lidah yang menjadi asam dan pahit menyebabkan setiap menelan air liur merupakan sebuah perjuangan, karena harus diakhiri dengan mual. Telat makan dan telat ngemil, mual. Katanya itu pengaruh hormon. Disarankan makan permen mint, permen jahe atau permen asem. Tapi ngga ngaruh, mulut tetep berasa pahit. Walaupun sering mual dan muntah, saya memaksakan diri untuk makan. Saya juga semakin sering pipis. Masuk ke trimester dua, badan udah mulai enakan, mual mulai menghilang, perut mulai membuncit, strecmark mulai timbul, pipis semakin sering. Dan yang paling menyenangkan adalah, saya mulai bisa merasakan gerakan janin dalem perut. Awalnya berupa kedutan dan hanya saya yang bisa merasakan. Lama-lama gerakannya mulai teraba dari luar. Suami baru bisa merasakan gerakan janin dalam perut di kehamilan 5 bulan. Saya suka iri sama suami yg bisa cium mucil dalam perut saya. Saya juga pengen cium mucil, hehehe.. Trimester ketiga, badan semakin berat tapi kenaikan BB mucil kurang signifikan. Saya disuru makan alpukat dan ice cream. Kaki membengkak, tangan kesemutan, tidur udah serba salah ngga bisa ngerengkol, pipis jadi sejam sekali. Tapi alhamdulilllah bebas sakit punggung.

ASAL USUL MUCIL
Kayaknya udah jadi kebiasaan ya kalo seorang bumil punya panggilan khusus buat janin dalam perutnya. Saya pun ngga mau ketinggalan tapi ngga mau namanya sama dgn panggilan bumil-bumil lainnya. Utun, debay, baby-namaibunya, atau baby-inisialrencananamababy. Semua ngga direncanakan atau dipikirkan dengan serius kok. Semua ngalir begitu saja. Kebetulan, waktu udah tau saya hamil, suami suka manggil janin kami dengan panggilan “mujahid”. Karena menurutnya, janin kami itu adalah pejuang. Saat sel telur yang hanya satu itu diperebutkan oleh jutaan sperma, ternyata dialah pemenangnya. Dan harapan kami semoga nantinya dia bisa menjadi pejuang di jalan Allah, aamiin.. Tapi saya masi berasa asing dan aneh setiap suami manggil begitu. Berat banget ya panggilannya buat makhluk yang panjangnya baru beberapa mili meter itu. Akhirnya saya menambahkan kata “kecil” di belakang nama itu, sehingga terciptalah MUCIL, MUjahid keCIL. Dan tau kah pemirsaaaaa, temen-temen kantor saya di Citarum masi gagal move on dari nama Mucil itu. Mereka masih manggil Mucil sampe sekarang Arasy udah umur 4 bulan, hihihi.. Terserah deh uwa-uwa dan tante-tante sekalian..

(di)KUAT(kan) MENGHADAPI LDR
Katanya bumil itu harus hepi. Tapi dalam perjuangan melewati trimester pertama tanpa suami itu berat juga ternyata. Waktu mual, ngga ada yang mijitin. Berangkat ngantor kadang harus jalan menuju tempat angkot dengan tas berisi laptop. Dilanjut naik ojeg yang kadang sudah diingatkan kalo saya hamil, mereka tetep ngebut. Pas perjalanan pulang ke Lembang seminggu sekali, kadang saya berenti di tengah jalan untuk menepi karena rasa mual, takutnya saya muntah di angkot. Belum lagi, urusan kepindahan kerja saya yang terkatung-katung, sangat sangat menyedot pikiran dan emosi. Sedih, tapi alhamdulillah selalu dikuatkan oleh Allah. Alhamdulillah dipasangkan dengan suami yang selalu berpikiran positif. Jadi setiap kali saya misuh-misuh tentang kepindahan saya, suami langsung mengingatkan untuk sabar. Setiap dua minggu sekali, suami saya pulang ke Bandung, dan saya dimanjakaaaaaan sekali. Setiap mual, perut saya dielus-elus. Walaupun cuma bisa dua minggu sekali, tapi bisa buat penyemangat dua minggu kedepan. Dan alhamdulillahnya lagi, ibu bos saya yang baik, suka ngajak saya pulang bareng (dibaca : nganterin pulang). Jadi aman dari goncangan ojeg. Di usia kehamilan menginjak lima bulan, alhamdulillah surat pindah kerja saya turun. Akhirnya bisa berkumpul dengan suami. Hikmahnya, dibalik sebuah kesulitan, pasti ada kemudahan.

DAFTAR PENGECUALIAN TIAP BULAN
Dikarenakan kami masih tersugesti dengan anjuran dari dr. Setyorini (dokter pertama yang memeriksa saya), no ayam, no pengawet, no pewarna, no msg, tapi bumil masi pengen makan enak, akhirnya saya bikin daftar makanan yang harusnya ngga boleh saya makan tapi diperbolehkan sekali setiap bulannya, diantaranya mie instan dan junk food. Suami setuju dan saya meminta suami untuk ikut puasa makan makanan enak itu. Hehehe... Masa emaknya aja yang berkorban, bapake juga harus berpartisipasi dong, ini kan anak berdua. Tapi ngga jarang kok saya memelas supaya diperbolehkan makan makanan itu sampai dua kali dalam sebulan. Daripada bumil manyunnnn

mucilnya lagi pengen mamam mekdi


MENCARI NAMA
Nama adalah doa. Jadi, kami pengen nama yang sesuai dengan harapan dan doa kami. Kalo suami sih pengen si Mucil ini jadi seorang pemimpin. Kalo saya sih ngikut aja, tapi masih punya keinginan kalo nama belakangnya itu sama untuk semua anak-anak kami nantinya. Kebetulan suami punya nama belakang keluarga dari bapak tapi ngga dicantumin dalam akte lahir. Tadinya saya kira, Mucil kami akan diberi nama belakang itu, tapi suami ngga setuju. Lalu saya puter otak dengan cari nama singkatan dari nama kami berdua, Agung dan Hani. Dari hasil ngelamun dan oret-oret, muncullah empat nama yang paling memungkinkan, Agha (Agung dan Hani), Putagha (putra/putri Agung dan Hani), Nayagha (anak kesayangan Agung dan Hani) dan Sayagha (kesayangan Agung dan Hani). Suami tertarik dengan nama Agha atau Putagha, sedangkan saya tertarik dengan nama Sayagha. Penawaran dari saya, izinkan nama belakang Mucil (beserta adik-adiknya nanti) adalah Sayagha, dan suami saya bebas memberi nama depan. DEAL!! Suami mulai mencari nama depan itu beberapa minggu sebelum melahirkan. Itu pun setelah saya desak terus menerus buat baca buku kumpulan nama bayi. Akhirnya beberapa kandidat nama sudah di tangan tapi baru diputuskan setelah Mucil lahir. Untuk nama tengah, didapet begitu saja waktu kami mau membeli buku kumpulan nama bayi. Saat random kami membuka lembaran salah satu buku, mata kami tertuju pada satu nama, Athallah, karunia Allah. Kami langsung jatuh cinta dan mencatatnya di handphone. Arasy Athallah Sayagha – Pemimpin kaum yang dikaruniai Allah, kesayangan Agung dan Hani. Aamiin..

SIAP MENGHADAPI PERSALINAN
* Hypnobirthing
Kata ‘hypnobirthing’ kami kenal dari photographer pernikahan kami yang menceritakan manfaat hypnobirthing pada kelahiran anak-anaknya. Jadi sebelum saya hamil pun suami sudah membelikan saya buku Hypnobirthing karya bu Lanny Kuswandi. Hypnobirthing ini bukan cuma bermanfaat saat proses melahirkan, tapi selama masa kehamilan. Bagaimana kita menghadapi mual, stres dan berkomunilkasi dengan bayi kita. Alhamdulillah sangat membantu. Apalagi pas trimester awal. Relaksasi dengan mengatur pernafasan, menenangkan pikiran dan berpikiran positif. Tapi tetep kalo udah ngga kuat, ada yang harus mengingatkan. Support suami juga sangat penting walo hanya lewat sambungan telepon. Mendekati persalinan, saya latihan pernafasan tiap malem, supaya pas lahiran saya bisa mengatur nafas lebih panjang saat kontraksi. Pikiran positif ditanamkan supaya nanti saat berjuang kita bisa menerima bahwa kontraksi ini adalah proses alamiah si bayi mau keluar. Jadi ikuti alurnya, jangan dilawan. Alhamdulillah saya melewati persalinan dengan normal, nikmat dan cepat prosesnya. Ngga bikin trauma.

* Parenting Class
Atas informasi dari seorang teman kantor, kami coba-coba mengikuti parenting class di RSB Bunda. Untuk orang tua baru seperti kami, mengikuti kelas ini sangat bermanfaat. Jadwalnya bisa diliat disini.

* Senam Hamil
Saya mulai melakukan senam hamil di usia kandungan 32 minggu dan masih di RSB Bunda. Di leafletnya tulisannya seman hamil pilates. Jadi lebih mengutamakan pengaturan pernafasan. Senam hamil ini berfungsi untuk relaksasi selama kehamilan (mengurangi pegal punggung, sesak nafas, kaki yang membengkak) dan mempersiapkan persalinan (supaya tulang punggung lebih lentur saat pembukaan, dll). Sebelum senam, instruktur ngasi gambaran proses persalinan dan tips menghadapi persalinan. Di akhir senam, diajarin juga cara dan posisi mengejan yang benar. Terus kita diperdengarkan denyut jantung janin kita. Mendekati akhir kehamilan, saya semakin rutin melakukan senam hamil di rumah, sendiri dengan gerakan seingetnya. Heheheh...

* Belanjaaaaaaaa
Nah ini hal yang menyenangkan namun juga mendebarkan. Menyenangkan karena diperbolehkan belanja oleh sang suami tapi mendebarkan karena perintilan-perintilan kecil itu kalo dijumlahkan ya buanyak juga akhirnya. Sebelum belanja, saya survey dulu keperluan apa yang dibutuhkan untuk bayi baru lahir, lewat internet, tanya ke beberapa teman dan minta daftarnya ke toko perlengkapan bayi. Jadi semuanya masih under control.

MENABUNG
Semenjak tau hamil, kami udah mempersiapkan dana ini itu dengan menabung tiap bulannya. Tujuannya supaya ngga terlalu kaget ya. Karena bukan cuma belanja lho keperluan mo punya anak itu. Di minggu ke-32, pemeriksaan kehamilan jadi dua minggu sekali, di minggu ke-36, pemeriksaan kehamilan meningkat jadi seminggu sekali. Lalu biaya melahirkan, mau di RS atau bidan. Dicover asuransi engga? Lalu biaya aqiqah, yang bukan cuma satu atau dua kambing tapi ngadain acaranya juga butuh biaya. Eungap kalo ngga dicicil mah (buat kami pribadi). Tapi intinya memang harus dipersiapkan. Rezeki memang sudah ada yang mengatur, tapi ikhtiar kami juga untuk mengumpulkannya. Urusan tiba-tiba ada yang ngasih sih ya masukin tabungan lagi aja buat jajan mucil (emaknya sih yang bahagia karena membelanjakannya).


salam perut buncit dari Semarang