Monday, October 7, 2013

Tunggu Aku di Pelaminan

"Sampai kapan kamu nunggu ketidakpastian?" tanya mama padaku hampir setiap hari.

Ah aku bosan dengan pertanyaan yang sama. Apa aku harus menuliskan jawabanku di dahiku agar mama bisa langsung membaca jawabanku tanpa bertanya? Karena bagaimana pun pertanyaannya, jawabanku tetap sama, "Aku akan menikah hanya dengan Rian. Titik."

Rian. Teman kampusku sejak enam tahun yang lalu. Teman curhat. Teman belajar. Teman gila-gilaan. Dan aku berharap suatu hari, Rian akan menjadi teman hidupku, temanku menghabiskan waktu dan menua bersama.

Namun mama menganggap semua mimpiku hanya sebatas fatamorgana. Jarak antara aku dan Rian terlalu jauh. Aku wanita dengan karier cemerlang. Dua tahun bekerja di bank ternama dengan posisi menjanjikan. Aku sudah bisa membeli mobil sendiri. Liburan tiap bulan pun bisa saja aku lakoni.

Sedangkan Rian masih pontang panting mencari tempat yang nyaman untuk kariernya. Dua tahun lulus kuliah, dia belum mendapatkan pekerjaan tetap. Untuk menghidupi diri sendiri pun dia masih berjuang dengan susah payah. Tapi aku yakin, dia hanya butuh waktu sedikit lagi untuk menemukan apa yang dia cari selama ini.

Tapi orang tuaku, terlebih mama, sudah tidak sabar melihat anak perempuan satu-satunya ini menikah. Mama tidak pernah melihat perjuangan kami berdua selama enam tahun ini. Mama tidak pernah mau mengerti dengan hatiku. Kadang mama secara tiba-tiba membuatkanku janji kencan dengan anak temannya. Atau pernah suatu hari aku dipaksa menemaninya ke acara pernikahan anak temannya. Kemudian mama mengenalkanku pada teman-temannya. Iya, teman-teman yang juga ditemani anak lelaki mereka.

Aku sangat mencintai Rian. Aku menemukan semua yang aku cari ada dalam dirinya. Aku melihat masa depanku ada pada matanya. Dengannya, aku menjadi orang yang lebih baik. Dan aku masi memegang kata-katanya saat kami diwisuda dua tahun lalu, "tunggu aku di pelaminan". Iya, aku akan sabar menunggumu datang untuk meminangku di depan orang tuaku..

4 comments:

  1. Muahahahaa... Ya kagak laahhh.. Piktip belaka itu, nampak nyata yak :D

    ReplyDelete
  2. kyanya semi beneran deh. mwahaahha,, NGAKU?!

    ReplyDelete
  3. Eeeeeng.. Kan "apabila ada kesamaan nama dan cerita hanya kebetulan semata" itu berlaku jg buat penulisnya.. Hahaha

    ReplyDelete