orang bilang saya cerewet di dunia maya. mungkin otak dan hati lebih bersahabat dengan jari dibanding mulut..
Monday, December 2, 2013
So It's You
Sunday, October 27, 2013
Mamang Bebeb
Pertemuan kami dimulai sekitar 2 tahun yang lalu. Sore itu, saya pulang kantor dan memanggil salah satu ojeg yang bergerombol di pangkalan. "Riung Sauyunan," saya menyebutkan tujuan saya. Dengan motor bebeknya, tukang ojeg itu bergegas mengantar ke alamat yang dimaksud. Sesampainya di rumah, saya membayar 5000 rupiah. Tiba-tiba tukang ojeg itu bilang, "kalau butuh dijemput, bisa sms saya, teh."
Saya diam sejenak. "Oh, boleh.." jawab saya ragu.
"Catat saja nomor hape Mang," tukang ojeg itu menyebutkan beberapa deret angka. "Tulis aja, Mang Oboy," lanjut tukang ojeg menyebutkan namanya tanpa saya minta.
Dari penampilannya yang berambut gondrong, saya agak waspada menanggapi tawaran Mang Oboy yang bisa antar jemput. Kejahatan ada dimana-mana. Apalagi saya wanita. Ah tapi ngga ada salahnya juga saya menyimpan nomor hapenya.
"Don't judge the book by its cover" itu benar adanya pemirsaaaa.. Mang Oboy itu ternyata baik, bisa dipercaya dan bisa diandalkan. Saya, yang waktu itu (ehem) jomblo sangat sangat terbantu oleh jasa antar jemput yang bisa di-calling kapan saja dimana saja. Mang Oboy itu lebih setia dari pacar. Hahahaha.. Ngga berlebihan lho. Saya tinggal sms, "Mang, tolong jemput saya di MTC jam 9 (malam) ya". Ngga pake ribet tanya "sama siapa aja disana?" atau "aduh maaf aku lagi banyak kerjaan" mamang bales sms secepat kilat "ya teh" dan voilaaaa.. Mamang udah standby di TKP pada jam yang diminta.
Obrolan dalam perjalanan sama Mang Oboy juga suka ajaib. Wkt musim Pilkada Bdg, Mang Oboy kasih pendapat tentang pilihannya, Ridwan Kamil. Hihihiii.. Iya dia terang-terangan ceritain pilihannya. Katanya, Ridwan Kamil itu pinter, kan dosen ITB, ngga akan korupsi, muda, dan pasti banyak yang milih karena terkenal di kaum intelek. Trus Mamang juga cerita keterlibatannya di panitia Pilkada di TPS di lingkungan rumahnya. Sampai-sampai Mamang bisa nyebutin persentase tiap peserta Cawalkot. Emezing, Mang!!
Mamang juga suka ceramahin saya masalahhh.. Jodoh!! Mamang suka tanya sekaligus besar-besarin hati saya. "Tenang saja, teh, jodoh teteh pasti datang, bla bla bla.." pokoknya sepanjang jalan saya diceramahin, disuru sabar juga dibarengi ikhtiar dan doa minta yang terbaik sama Allah. Kalo udah deket-deket tempat tujuan, Mamang tutup ceramahnya dengan doa, "Mamang doakeun, sing teteh segera dipertemukan dengan jodoh teteh yang terbaik". Saya cuma jawab, "Aamiin, Mang," padahal dalam hati saya teriak, "AAMIIN YA ALLAH, AAMIIN".
Sekian cerita saya tentang Mang Oboy, yang oleh teman-teman kantor saya dipanggil Mamang Bebeb karena saking setianya anter jemput saya..
Tuesday, October 8, 2013
P E N G U M U M A N
Dikarenakan tulisan saya yg berjudul "Tunggu Aku di Pelaminan" banyak disangka kisah nyata, saya klarifikasi ya.. Tulisan itu hanya kisah fiktif belaka. Tulisan itu mau saya masukin ke kuisnya Afgan yg ini. Pengen mejeng di websitenya Afgan!! Pengen dapet hadiah duitnya juga sih, hehehe.. Mohon doa restu :)
Monday, October 7, 2013
Tunggu Aku di Pelaminan
"Sampai kapan kamu nunggu ketidakpastian?" tanya mama padaku hampir setiap hari.
Ah aku bosan dengan pertanyaan yang sama. Apa aku harus menuliskan jawabanku di dahiku agar mama bisa langsung membaca jawabanku tanpa bertanya? Karena bagaimana pun pertanyaannya, jawabanku tetap sama, "Aku akan menikah hanya dengan Rian. Titik."
Rian. Teman kampusku sejak enam tahun yang lalu. Teman curhat. Teman belajar. Teman gila-gilaan. Dan aku berharap suatu hari, Rian akan menjadi teman hidupku, temanku menghabiskan waktu dan menua bersama.
Namun mama menganggap semua mimpiku hanya sebatas fatamorgana. Jarak antara aku dan Rian terlalu jauh. Aku wanita dengan karier cemerlang. Dua tahun bekerja di bank ternama dengan posisi menjanjikan. Aku sudah bisa membeli mobil sendiri. Liburan tiap bulan pun bisa saja aku lakoni.
Sedangkan Rian masih pontang panting mencari tempat yang nyaman untuk kariernya. Dua tahun lulus kuliah, dia belum mendapatkan pekerjaan tetap. Untuk menghidupi diri sendiri pun dia masih berjuang dengan susah payah. Tapi aku yakin, dia hanya butuh waktu sedikit lagi untuk menemukan apa yang dia cari selama ini.
Tapi orang tuaku, terlebih mama, sudah tidak sabar melihat anak perempuan satu-satunya ini menikah. Mama tidak pernah melihat perjuangan kami berdua selama enam tahun ini. Mama tidak pernah mau mengerti dengan hatiku. Kadang mama secara tiba-tiba membuatkanku janji kencan dengan anak temannya. Atau pernah suatu hari aku dipaksa menemaninya ke acara pernikahan anak temannya. Kemudian mama mengenalkanku pada teman-temannya. Iya, teman-teman yang juga ditemani anak lelaki mereka.
Aku sangat mencintai Rian. Aku menemukan semua yang aku cari ada dalam dirinya. Aku melihat masa depanku ada pada matanya. Dengannya, aku menjadi orang yang lebih baik. Dan aku masi memegang kata-katanya saat kami diwisuda dua tahun lalu, "tunggu aku di pelaminan". Iya, aku akan sabar menunggumu datang untuk meminangku di depan orang tuaku..
Thursday, August 1, 2013
Darimu, aku belajar kehidupan..
Thursday, July 4, 2013
Mimpi Setinggi Pesawat Terbang
Dengan sigap saya mengacungkan tangan kanan saya. Lima detik kemudian saya segera menurunkan tangan dengan perasaan malu luar biasa. Hanya tangan saya yang mengacung ke udara di dalam kelas itu.
Gimana ngga malu, kejadian itu berlangsung pada tahun 2011, saat saya mengikuti Diklat Prajabatan. Dimana umur saya waktu itu sudah 25 tahun. Sudah hidup di dunia selama seperempat abad tapi hanya saya satu-satunya di kelas diklat tersebut yg belum pernah naik pesawat terbang.
Dan barulah saya sadar, kenapa sampai saya belum pernah naik pesawat terbang. Liburan bersama keluarga tidak pernah keluar pulau Jawa, bahkan tidak pernah sampai perbuan Jawa Tengah - Jawa Timur. Lingkup pekerjaan saya hanya sebatas Jawa Barat. Ah itu hanya alasan-alasan pembenaran. Orang lain bisa, kenapa saya tidak?? Dari rasa malu, muncullah tekad bulat bahwa saya harus segera mencicipi pesawat terbang. HA HA HA.. Mimpi yang aneh ya? Biarin, pokonya saya harus segera merealisasikan mimpi saya itu.
Saya mulai mencari celah, gimana caranya supaya bisa terbang. Kata uwa saya, ya naik pesawat aja dari Bandung ke Jakarta. Ah ngga, masa naik pesawatnya bentar, cuma setengah jam kan?? Celah lainnya --> liburan. Haaaa... Liburan kemana?? Musti ngerayu temen, cocok-cocokin tanggal, booking sana sini. Ribeuuudh.
Sampai akhirnya, terjadi obrolan iseng sama temen kuliah saya yang orang Gorontalo, namanya Nurilma. Juni 2012. Saya bilang, saya pengen kesana, ke Indonesia Timur. Sumpah, ini obrolan iseng yang ngawang-ngawang ga dimasukin hati banget. Tapi setelah selesai ngobrol, tekad saya kembali bulat. Naik pesawat terbang ke Indonesia Timur kayaknya menyenangkan. Mana disana ada temen yg siap menampung. Cucok abes. Setelah tekad sudah bulat, masalah lain muncul, restu orang tua. Grrrrrr... Ini yg lebih bikin parno. Musti cari waktu yang tepat buat ngomong. Alesan utama : uhuhuhu... pengen naik pesawat. Alasan pendukung : kan disana ada temen yg siap nampung, terjamin tidur, makan dan jalan-jalan. Yakan yakan.. :)))
Dan jawaban ibu kadang boleh kadang ngga ngejawab. Cek-cek tiket ampir tiap minggu. Kadang suka ngeliatin harga tiketnya ke ibu. Bu.... boleh ya.. Sampai akhirnya izin itu didapat, rezeki datang dan harga tiket masih terjangkau : Agustus 2012, saya beli tiket PP pesawat Sriwijaya Air ke Gorontalo. Beli online. Sebelom nge-iya-in di webnya, saya sempet solat dan berdoa dulu, kalo memang baik buat saya, tolong mudahkan. IYA!! Saya emang lebay. Yatapi kan tiket PP ini harganya hampir satu bulan gaji saya. Kalo batal di tengah jalan kan ga lucu banget. Setelah muncul bukti booking online, saya lgsg minta anter ke ATM buat transfer. DEAL (insya Allah) : 14 November 2012 CGK-GTO | 18 November 2012 GTO-CGK.
Sebelom berangkat, saya minta diajarin dulu langkah-langkah mulai dari masuk bandara sampai sampai di bandara tujuan. Maklum, saya sendirian di perjalanan. Kalo cengo-cengo sendiri di bandara ntar disangka TKI mo ke Malaysia lagih. Ntar digiring agen TKI #mulailebay Dan taukah, pas hari H saya dianterin ke bandaranya sekeluarga, udah kayak mau naek haji ajah.
![]() |
Poto dulu sebelom berangkat |
Dengan muka (dipaksa) tenang, hati dagdigdug dan otak mewanti-wanti untuk terus mengingat panduan dari kakak saya, saya menggeret koper saya setelah pamit dengan keluarga. Masuk security check, check in, bayar airport tax, nunggu di ruang tunggu berjalan dgn lancar. Tiba saat suara mba-mba menggaung lewat pengeras suara, memberi informasi bahwa pesawat tujuan Gorontalo akan berangkat, saya beranjak dari kursi tunggu. Kaki dan koper saya bimbing menuju gerombolan orang-orang yg td serempak berdiri saat saya jg berdiri. Ini pasti penumpang ke Gorontalo jg. Jd saya tinggal mengikuti arus kmn mereka bergerak. Haha
Wednesday, June 5, 2013
Pasir Pawon, Wisata Prasejarah Diantara Pabrik Batu Kapur
Jalan desa yang kami lewati berserak kerikil batu kapur. Kemudian berganti dengan tanah liat yang kemerahan. Kondisi tanah yang basah setelah hujan semalam membuat jalan menjadi licin. Tanah yang kami injak mulai menggumpal pada alas sepatu, membuat langkah kami semakin berat. Sesekali kami berhenti untuk mencungkil gumpalan tanah. Berjalan beberapa meter setelahnya, tanah sudah mulai menggumpal kembali.
![]() |
Menuju Pasir Pawon |
Semakin mendekat ke puncak Taman Batu, semakin terlihat bongkahan batu gamping yang bertebaran tidak teratur. Ukuran batuan ini ada yang hanya setinggi 30 cm dan ada pula yang lebih tinggi dari manusia dewasa. Batuan gamping itu berlubang dan berceruk, mirip dengan terumbu karang. Di Taman Batu sering juga ditemukan cangkang kerang. Namun di daerah perbukitan seperti itu mengapa ada kerang? Dan batuan yang mirip terumbu karang itu mengapa bisa sampai ke perbukitan di Padalarang?Menurut informasi yang saya dapatkan dari pemandu, kawasan Pasir Pawon ini dulunya memang menjadi dasar laut dangkal. Masa itu terjadi pada 20-30 juta tahun yang lalu dan sering disebut Zaman Tersier. Pergerakan lempeng bumi telah mengangkat kawasan ini hingga muncul ke permukaan bahkan membentuk bukit-bukit.
![]() |
Taman Batu |
![]() |
Gunung Masigit dilihat dari Taman Batu |
Puas menikmati Taman Batu, perjalanan kami lanjutkan menuju Gua Pawon. Gua ini terletak di bawah Taman Batu, dengan kata lain ada di dalam Pasir Pawon. Dari Taman Batu ini kami diharuskan menuruni Tanjakan Frustasi. Jalan setapak yang kami lewati sudah tertutup semak belukar. Sehingga kami harus membuka jalan yang sudah tertutup semak belukar tersebut. Sebetulnya jalan menuju Gua Pawon ini bisa ditempuh dari pintu masuk di pinggir Jalan Raya Padalarang. Namun pemandu memilih jalan setapak tersebut agar sensasi perjuangan menuruni bukit ini lebih terasa. Dan memang sangat terasa capeknya. Kami harus menuruni turunan dengan kemiringan hampir 60˚. Ditambah tanah yang licin. Jadilah para pemandu pria membentangkan tali untuk kami para wanita agar bisa menuruni bukit dengan selamat.
![]() |
Rombongan kelelawar menari |
![]() |
Karena kita pake crocs utk naik gunung, nama gank kita : GANK CROCS!! |
![]() |
Here we are... Gank Crocs |
Thursday, May 16, 2013
Atur Uang ala Bu Indah
Sunday, May 5, 2013
Filosofi Gagal Move On (duileh)
Jadi begini, saya dpt inspirasi nulis ini karena keadaan. Eits jangan liat gagal move on nya yah. Keadaan yg saya maksud adalah keadaan ngambang pindahan dr rumah kantor (yg saya tempatin skrg) ke rumah Cibodas. Begini ceritanya...
Udah ampir 17 taun saya sekeluarga tinggal di rumah kantor ini. Selama ibu dan/atau bapa saya masi kerja sbg PNS, kita masi boleh tinggal disini. Tp utk persiapan masa pensiun, ortu udah bikin rumah di Cibodas, masi di Lembang jg.
Nah taun ini tuh ibu mau pensiun, kl bapa udah pensiun sejak taun 2008. Biar ngga riweuh pas pindahan, beberapa perabotan udah di pindahin ke rumah Cibodas. Jadilah sebangsa baju, kerudung, barang pecah belah, selimut, bantal, dll yg tertinggal ya emang yg bener2 masi kepake. Dan semua itu disimpen tercerai dimana2. Lemari baju yg tadinya ada 3 biji, tersisa 1. Isinya baju2 punya saya, 2 kakak, 1 anak kecil. Tas2 yg tadinya kesimpen rapi di lemari, skrg berpencar di laci bawah rajang n koper. Kerudung pun bernasib sama ama tas2 itu. Semrawut banget deh keadaannya. Mau cari satu barang aja bisa bikin naik darah. Bisa bongkar2 sampai ngga ketemunya. Trus br keingetan kl barang yg kita cari ternyata udah disimpen di rumah Cibodas. Ribet ya..
Nah filosofi gagal move on nya dimana? Emang belom nangkep?? Yaudah dijelasin...
Misal, A punya orang yg dia sayang, sebut aja B, tp mereka harus berpisah. A harus pindah dong? Ternyata ada C yg siap nampung hatinya A. A coba menjalani hubungan dgn C, walau A masi setengah hati ninggalin B. Apa yg terjadi?? Hubungannya gakan berhasil. Ruwet. Capek. Jadi apa yg harus dikerjakan A?? Jangan setengah2. Kembali perjuangin si B, ato pindah seutuhnya ke C.
Gampang ya ngomong?? EMANG!! Hahahaaa... Ga pernah ngerasain ya?? ENAK AJAH!! Muahahaaa... Bisa nulis gini karena ngalamin, bweeee... *masih dlm perjalanan menuju si C (yg entah dimana)*
Friday, April 19, 2013
Mantu untuk ibu
[lagi teleponan] "Bu, ni pulangnya besok siang aja ya, pgn nonton dl" | "adeuh, nonton sama siapa?" | "sendirian" | "TUH YAH KAMU MAH SUKA ANEH2 AJA" | "......"
[pamitan berangkat kerja] "ati2 ya... Sing selamet, banyak rezeki, sing cepet ketemu jodohna" | "aamiin..." --> sambil senyum meringis
[lagi teleponan] "besok ni ada sosialisasi, bu.. " | "dimana?" | "di hotel anu" | "oh iya, sing ketemu sama yg kasep, bageur" | "heuuuu..."
[di mobil pas dijemput dr suatu acara] "ada yg ganteng ga, ni??" | "........"
[lagi teleponan] "ni lagi di toko anu nih, bu" | "cieee... Dianter temen kamu ya??" | "iya, dianter temen tp cewe" | "ohiya atuh ati2"
[ada acara malem, kemudian ditelepon] "kamu pulang jam brp?" | "paling jam 8an" | "dianterin?" | "ntar dijemput mamang ojeg" | "oh, ati2 ya"
Aku tau, bu.. Pertanyaan2 itu bentuk kekhawatiran ibu terhadapku, si bungsu. Aku pun tau dibalik pertanyaan itu terselip harap agar aku sudah ada yg mendampingi. Mungkin memang belum saatnya aku dipusingkan dgn sebuah hubungan. Mungkin aku masih harus menjaga keluarga ini. Biarlah Allah yg menjagaku. Dan maafkan aku, bu... Aku belum bisa membawa mantu untukmu...